Kamis, 22 November 2012

JELASKAN ELEMEN SPI KE 5

pengawasan (Monitoring)


Karena Pengendalian Internal harus dilakukan sepanjang waktu, maka COSO menyatakan perlunya manajemen untuk terus melakukan pengawasan terhadap keseluruhan sistem pengendalian internal melalui aktivitas yang berkelanjutan dan melalui evaluasi yang ditujukan tehadap  aktivitas atau area yang khusus.
Sumber: 

JELASKAN ELEMEN SPI KE 4

Informasi dan Komunikasi

COSO menyatakan prlunya untuk mengakses informasi dari dalam dan luar, mengembangkan strategi yang potensial dan sistem terintegrasi, serta perlunya data yang berkualitaas. Sedangkan diskusi mengenai komunikasi komunikasi berfokus kepada menyampaikan permasalahan Pengendalian Internal, dan mengumpulkan informasi pesaing.
Sumber:

JELASKAN ELEMEN SPI KE 3

Aktivitas Pengendalian (Control Activities)


Terdiri dari kebijakan dan prosedur yang menjamin aryawan melaksanakan arah manajemen. Aktivitas Pengendalian meliputi review terhadap system pengendalian, pemisahan tugas, dan pengendalian terhadap sistem informasi. Pengendalian terhadap system informasi meliputi 2 cara:
·        General Controls, mencakup control terhadap akses, perangkat lunak, dan system development.
·        Application Controls, mencakup pencgahann dan deteksi transaksi yang tidak terotorisasi. Berfungsi untuk menjamin completeness, accuracy, authorization, and validity dari proses transaksi.
Sumber:

JELASKAN ELEMEN SPI KE 2

Lingkungan Pengendalian (Control Environment)Merupakan pondasi dari komponen lainnya dan meliputi beberapa faktor diantaranya:·        Integritas & Etika·        Komitmen untuk meningkatkan kompetensi·        Dewan komisaris & komite audit·        Filosofi manajemen & jenis operasi·        Kebikjakan & praktek sumber daya manusiaCOSO menyediakan pedoman untuk mengevaluasi tiap faktor tsb. Misal, Filosofi manajemen dan jenis operasi dapat dinilai dengan cara menguji sifat dari penerimaan resikobisnis, frekuensi interaksi dari tiap subordinat, dan pengaruhnya terhadap laporan keuangan.



Sumber:http://www.scribd.com/doc/36167241/COSO

JELASKAN ELEMEN SPI KE 1

a) Penilaian Resiko (Risk Assesement)


Terdiri dari identifikasi resiko dan analisis resiko. Identifikasi resiko meliputi pengujian terhadap faktor-fakor eksternal seperti perkembangan teknologi, persaingna, dan perubahan ekonomi. Faktorinternal diantaranya kopetensi karyawan, sifat dari aktivitas bisnis, dan karakteristik pengelolaan sisteminformasi. Sedangkan Analisis Resiko meliputi signifikansi resiko, menilai kemungkinan terjadinya resiko an bagaiman mengelola resiko.



Sumber:

ELEMEN STRUKTUR PENGENDALIAN VERSI COSO

COSO memperkenalkan adanya lima komponen pengendalian intern yang meliputi Lingkungan Pengendalian (Control Environment), Penilaian Resiko (Risk Assesment), Prosedur Pengendalian (Control Procedure), Pemantauan (Monitoring), serta Informasi dan Komunikasi (Information and Communication).
1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)
Lingkungan pengendalian perusahaan mencakup sikap para manajemen dan karyawan terhadap pentingnya pengendalian yang ada di organisasi tersebut. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap lingkungan pengendalian adalah filosofi manajemen (manajemen tunggal dalam persekutuan atau manajemen bersama dalam perseroan) dan gaya operasi manajemen (manajemen yang progresif atau yang konservatif), struktur organisasi (terpusat atau ter desentralisasi) serta praktik kepersonaliaan. Lingkungan pengendalian ini amat penting karena menjadi dasar keefektifan unsur-unsur pengendalian intern yang lain.
2. Penilaian Resiko (Risk Assesment)
Semua organisasi memiliki risiko, dalam kondisi apapun yang namanya risiko pasti ada dalam suatu aktivitas, baik aktivitas yang berkaitan dengan bisnis (profit dan non profit) maupun non bisnis. Suatu risiko yang telah di identifikasi dapat di analisis dan evaluasi sehingga dapat di perkirakan intensitas dan tindakan yang dapat meminimalkannya.
Prosedur Pengendalian (Control Procedure)
Prosedur pengendalian ditetapkan untuk menstandarisasi proses kerja sehingga menjamin tercapainya tujuan perusahaan dan mencegah atau mendeteksi terjadinya ketidakberesan dan kesalahan. Prosedur pengendalian meliputi hal-hal sebagai berikut:
§ Personil yang kompeten, mutasi tugas dan cuti wajib.§ Pelimpahan tanggung jawab.§ Pemisahan tanggung jawab untuk kegiatan terkait.§ Pemisahan fungsi akuntansi, penyimpanan aset dan operasi
3. Pemantauan (Monitoring)
Pemantauan terhadap sistem pengendalian intern akan menemukan kekurangan serta meningkatkan efektivitas pengendalian. Pengendalian intern dapat di monitor dengan baik dengan cara penilaian khusus atau sejalan dengan usaha manajemen. Usaha pemantauan yang terakhir dapat dilakukan dengan cara mengamati perilaku karyawan atau tanda-tanda peringatan yang diberikan oleh sistem akuntansi.
Penilaian secara khusus biasanya dilakukan secara berkala saat terjadi perubahan pokok dalam strategi manajemen senior, struktur korporasi atau kegiatan usaha. Pada perusahaan besar, auditor internal adalah pihak yang bertanggung jawab atas pemantauan sistem pengendalian intern. Auditor independen juga sering melakukan penilaian atas pengendalian intern sebagai bagian dari audit atas laporan keuangan.
4. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)
Informasi dan komunikasi merupakan elemen-elemen yang penting dari pengendalian intern perusahaan. Informasi tentang lingkungan pengendalian, penilaian risiko, prosedur pengendalian dan monitoring diperlukan oleh manajemen Winnebago pedoman operasional dan menjamin ketaatan dengan pelaporan hukum dan peraturan-peraturan yang berlaku pada perusahaan.
Informasi juga diperlukan dari pihak luar perusahaan. Manajemen dapat menggunakan informasi jenis ini untuk menilai standar eksternal. Hukum, peristiwa dan kondisi yang berpengaruh pada pengambilan keputusan dan pelaporan eksternal.

PENGERTIAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN

Struktur pengendalian intern adalah kebijakan dan prosedur yang di tetapkan untuk memperoleh keyakinan yang memadai bahwa tujuan satuan usaha yang spesifik akan dapat di capai.

Struktur Pengendalian intern satuan usaha terdiri dari tiga unsur:

a. Lingkungan pengendalian 
b. Sistem akuntansi 
c. Prosedur pengendalian 




sumber : 
http://greenpeace-blogger.blogspot.com/2011/11/32-jelaskan-struktur-pengendalian.html

HAMBATAN PASIF DAN CONTOHNYA

Hambatan  pasif mencakup kesalahan sistem, termasuk bencana alam, seperti gempa bumi, banjir, kebakaran, danangin badai. Kesalahan sistem menggambarkan kegagalan komponen peralatan sistem, seperti kelemahan disk, kekurangan tenaga,matinya aliran listrik, dan sebagainya.
Pengendalian terhadap hambatan semacam ini dapat berupa pengendalian preventif maupun korektif seperti
a.       Sistem Toleransi Kesalahan
Dimana sebagian besar metode yang digunakan untuk menangani kegagalan komponen sistem adalah pengawasan dan redundancy. Jika salah satu system gagal, bagian redundancy akan segera mengambil aloh dan system dapat terus beroperasi tanpa interupsi.
b.      Memperbaiki Kesalahan : Backup File
Sumber:

HAMBATAN AKTIF DAN CONTOHNYA

Terdapat dua kategori hambatan : hambatan aktif dan hambatan pasif.
Hambatan  aktif mencakup kecurangan sistem informasi dan sabotase komputer.
Metode yang dapat digunakan dalam melakukan kecurangan sistem informasi:
1. Manipulasi input
Manipulasi input merupakan metode yang biasa digunakan. Metode ini mensyaratkan
kemampuan teknis yang paling minimal. Seseorang bisa saja mengubah input tanpamemiliki pengetahuan mengenai cara operasi sistem komputer.
2.               Mengubah program
Merubah program mungkin merupakan metode yang paling jarang digunakan untu
melakukan kejahatan komputer. Langkanya penggunaan metode ini mungkin karenadibutuhkan keahlian pemrograman yang hanya dimiliki oleh sejumlah orang yang terbatas.Selain itu, banyak perusahaan besar memiliki metode pengujian program yang dapatdigunakan untuk mendeteksi adanya perubahan dalam program
3.               Mengubah file secara langsung
Dalam nenerapa kasus, individu-individu tertentu menemukan cara untuk memotong
(bypass) proses normal untuk menginputkan data ke dalam program computer. Jika hal ituterjadi, hasil yang dituai adalah bencana
4.               Pencuriadata
Sejumlah informasi ditransmisikan antarperusahaan melalui internet. Informasi ini rentanterhadap pencurian pada saat transmisi. Informasi bisa saja disadap. Ada juga kemungkinanuntuk mencuri disket atau CD dengan cara menyembunyikan disket atau CD ke dalamkantong atau tas. Laporan yang tipis juga bisa dicuri dengan dimasukkan ke dalam kotak sampah.
5.               Sabotase
Seorang penyusup menggunakan sabotase untuk membuat kecurangan menjadi sulit danmembingungkan untuk diungkapkan. Penyusup mengubah database akuntansi dan
kemudian mencoba menutupi kecurangan tersebut dengan melakukan sabotase terhadapharddisk atau media lain.
6.               Penyalahgunaan atau pencurian sumber daya informasi
Salah satu jenis penyalahgunaan informasi terjadi pada saat seorang karyawan
menggunakan sumber daya komputer organisasi untuk kepentingan pribadi.
Cara utama untuk mencegah hambatan aktif terkait dengan kecurangan dan sabotase adalah dengan menerapkan tahap-tahap pengendalian akses yakni pengendalian akses lokasi,  akses sistem dan akses file. 

KERENTANAN DALAM SISTEM

 Kerentanan adalah suatu kelemahan sedangkan sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri atas komponen atau elemen yang saling berinteraksi, saling terkait, atau saling bergantung membentuk keseluruhan yang kompleks. Jadi kerentanan dalam sistem dapat diartikan suatu kelemahan dalam suatu komponen atau elemen yang saling berintegrasi.

 Segala sesuatu di dunia ini pasti mempunyai kelemahannya masing-masing. Begitu juga dalam sistem, penggunaan atau akses yang tidak sah, perangkat lunak yang tidak berfungsi, kerusakan pada perangkat keras, gangguan dalam komunikasi, bencana alam, dan kesalahan yang dilakukan oleh petugas merupakan beberapa contoh betapa rentannya sistem informasi menghadapi berbagai risiko dan potensi risiko yang kemungkinan timbul dari penggunaan sistem informasi yang ada.  Mengapa sistem informasi begitu rentan? Data yang disimpan dalam bentuk elektronis umumnya lebih mudah atau rawan sekali terhadap ancaman atau gangguan yang mungkin timbul, dibanding jika data tersebut disimpan secara manual. 

Jika membicarakan tentang kerentanan pasti berhubungan dengan ancaman.  Karena ada kerentanan maka pasti akan ada ancaman-ancaman dalam sistem. Ada dua pendekatan dasar yang dipakai untuk meneliti kerentanan dan ancaman-ancaman sistem informasi:

1. Pendekatan kwantitatif untuk penaksiran risiko
2. Pendekatan kwalitatif

Di dalam pendekatan kwantitatif untuk penaksiran risiko, setiap kemungkinan kerugian dihitung sesuai hasil biaya kerugian perorangan dikalikan dengan kemungkinan munculnya. Terdapat beberapa kesulitan di dalam menerapkan pendekatan kwantitatif untuk menaksir kerugian.

1. Kesulitan mengidentifikasi biaya relevan per kerugian dan kemungkinan-kemungkinan yang terkait.
2. Kesulitan menaksir kemungkinan dari suatu kegagalan yang memerlukan peramalan masa depan.

Pendekatan kwalitatif untuk penaksiran risiko dilakukan dengan mengurutkan kerentanan dan ancaman sistim, dan menyusun secara subyektif menurut sumbangan mereka terhadap kemungkinan total kerugian perusahaan. Terlepas metoda yang digunakan, setiap analisa harus mencakup kemungkinan kerugian untuk masalah berikut ini:

1. gangguan bisnis
2. kehilangan perangkat lunak
3. kehilangan data
4. kehilangan perangkat keras
5. kehilangan fasilitas-fasilitas
6. kehilangan layanan dan pegawai.